EEPIS-Online, Divisi Line Tracer Analog kategori pelajar, tidak hanya diikuti oleh siswa SMA. Siswa SMP dan SD pun ikut meramaikan ajang Jatim Robot Contest. Seperti SMP Al-Ikhlas Lumajang, sekolah yang baru satu tahun berdiri ini mengirimkan tujuh tim.
"Walaupun sekolah kami baru berdiri, SMP Al-Ikhlas menjadi salah satu dari dua SMP di Lumajang yang memiliki ekstrakurikuler Robotika. Minat siswa yang begitu besar di bidang Robotika menjadikan kami banyak mengirim tim di ajang ini." terang Linda Nurmawati selaku pembimbing. Sebenarnya ada sepuluh tim yang akan kami ikutkan, karena ada kesalahan teknis pada robot, akhirnya hanya tujuh tim yang bisa ikut, tambahnya.
Setelah ditanya lebih lanjut, ternyata yang mengajarkan siswa-siswa ini membuat robot tak lain adalah mahasiswa PENS sendiri. Banyak mahasiswa PENS yang menjadi pembimbing Robotika di sekolah-sekolah. Seperti Dimas Seto Irawan, Fahmi Abdillah dan Edward Wahyuda. Mereka adalah pengajar ekstrakurikuler robotika di SMP Al-Ikhlas.
Tidak hanya siswa SMA dan SMP yang ikut serta ajang JRC, siswa-siswa SD pun banyak yang mengikuti lomba ini. Setidaknya terdapat puluhan siswa SD dari penjuru Jawa Timur. Mereka tak kalah semangatnya dengan siswa SMA atau SMP.
"Saya emank suka robot mbak, udah satu tahun ikut ekstrakurikuler robot di sekolah, "kata Adam Azka, siswa kelas lima SD Raudatul Jannah Surabaya. Sekolah ini mengirimkan dua timnya di ajang JRC.
Menurut siswa-siswa SD Raudatul Jannah, belajar robot dapat meningkatkan kecerdasan. Mereka lebih menyukai belajar robot daripada bermain PS seperti umumnya anak-anak. Lomba ini pun mereka anggap sebagai ajang menimba ilmu robotika.(dha)