Minggu, 20 Desember 2009

Puluhann Siswa SD Ikut Ramaikan Jatim Robot Contest 2009

EEPIS-Online, Divisi Line Tracer Analog kategori pelajar, tidak hanya diikuti oleh siswa SMA. Siswa SMP dan SD pun ikut meramaikan ajang Jatim Robot Contest. Seperti SMP Al-Ikhlas Lumajang, sekolah yang baru satu tahun berdiri ini mengirimkan tujuh tim.

JRC_02.jpg"Walaupun sekolah kami baru berdiri, SMP Al-Ikhlas menjadi salah satu dari dua SMP di Lumajang yang memiliki ekstrakurikuler Robotika. Minat siswa yang begitu besar di bidang Robotika menjadikan kami banyak mengirim tim di ajang ini." terang Linda Nurmawati selaku pembimbing. Sebenarnya ada sepuluh tim yang akan kami ikutkan, karena ada kesalahan teknis pada robot, akhirnya hanya tujuh tim yang bisa ikut, tambahnya.

Setelah ditanya lebih lanjut, ternyata yang mengajarkan siswa-siswa ini membuat robot tak lain adalah mahasiswa PENS sendiri. Banyak mahasiswa PENS yang menjadi pembimbing Robotika di sekolah-sekolah. Seperti Dimas Seto Irawan, Fahmi Abdillah dan Edward Wahyuda. Mereka adalah pengajar ekstrakurikuler robotika di SMP Al-Ikhlas.

Tidak hanya siswa SMA dan SMP yang ikut serta ajang JRC, siswa-siswa SD pun banyak yang mengikuti lomba ini. Setidaknya terdapat puluhan siswa SD dari penjuru Jawa Timur. Mereka tak kalah semangatnya dengan siswa SMA atau SMP.

"Saya emank suka robot mbak, udah satu tahun ikut ekstrakurikuler robot di sekolah, "kata Adam Azka, siswa kelas lima SD Raudatul Jannah Surabaya. Sekolah ini mengirimkan dua timnya di ajang JRC.

Menurut siswa-siswa SD Raudatul Jannah, belajar robot dapat meningkatkan kecerdasan. Mereka lebih menyukai belajar robot daripada bermain PS seperti umumnya anak-anak. Lomba ini pun mereka anggap sebagai ajang menimba ilmu robotika.(dha)

Bulu Tangkis Tinggal Beregu Putra SD di Babak 16 Besar

Surabaya, Kompas - Dari semua kelompok yang dilagakan pada seri ketiga Milo Kompetisi Bulu Tangkis Antarsekolah tingkat SD dan SMP 2007 memperebutkan Piala Taufik Hidayat di GOR Soedirman, Surabaya, hingga Jumat (8/6) hanya beregu putra SD yang masih di babak 16 besar. Lainnya sudah memasuki babak delapan besar karena jumlah pesertanya tidak sebanyak kelompok beregu putra SD.

Persaingan di kelompok favorit, tunggal putra SMP dipastikan tidak akan berlangsung ketat lagi. Pasalnya, unggulan pertama di kelompok itu, M Andrian dari SMP Negeri 20 Surabaya, mengundurkan diri karena cedera. Dengan demikian, unggulan kedua asal SMP Negeri IV Gresik, Chandra, menjadi favorit juara.

Di kelompok beregu SD, unggulan pertama SD Negeri Gending 1 Gresik melaju ke delapan besar setelah mengalahkan SD Petra 7 dengan 2-0. Demikian pula unggulan kedua, SD Negeri Mojo V, yang mengandaskan SD Negeri Gudo I Jombang, 2-0.

Kejuaraan ini untuk menjaring bibit potensial dari daerah. Dua seri sebelumnya di Lampung dan Denpasar masing-masing pada 18-20 Mei dan 24-27 Mei.

Hingga hari kedua pertandingan, sejumlah sekolah khusus dengan siswa atlet bulu tangkis masih terus bersaing, seperti SD-SMP Mardi Siwi dan Mojo V serta SD YPPI dan SMP Sapta.

Anggota Bidang Pertandingan Pengprov PBSI Jatim, Nanang R Hidayat, Jumat, menyebutkan, hal itu wajar mengingat atlet dari sekolah umum lebih mengedepankan prestasi akademik dan tak mungkin mengejar rekan-rekannya di sekolah khusus. (INK)

Sejarah Pendidikan


sejarah menunjukkan, pendirian sekolah dan penyelenggaraan pendidikan di Surabaya pertama kali dilakukan pada tahun 1818.

Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1831, didirikan sekolah dasar negeri di mana untuk sekolah inipun, juga hanya terbatas untuk anak-anak orang Belanda. Sedangkan sekolah swasta, sebuah sekolah teknik yang disebut ambachtschool, dibuka pada tahun 1853. Usaha-usaha memajukan pendidikan khusus bagi anak-anak pribumi baru berkembang pada permulaan tahun 1900-an, dengan dibukanya MULO, HIS, HBS, dan Sekolah Kedokteran, yang kemudian dikenal dengan nama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Perubahan ini terkait dengan berkumandangnya politik etis yang memaksa pihak pemerintah Belanda pada masa itu, untuk juga membuka sekolah-sekolah bagi masyarakat pribumi. Informasi mengenai pertumbuhan dunia pendidikan antara lain dapat dicatat dengan pendirian :

  • Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1831
  • Sekolah Pelayaran pada tahun 1835
  • Sekolah Dasar untuk Pribumi pada tahun 1853
  • Sekolah Pertukangan Swasta pada tahun 1858
  • Sekolah Kedokteran Hewan untuk Pribumi pada tahun 1860
  • Sekolah Pertukangan Negeri pada tahun 1862
  • Sekolah Teknik untuk Pribumi pada tahun 1909
  • Sekolah Teknik Menengah pada tahun 1912
  • Sekolah Kedokteran pada tahun 1923